Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
FROM URUGUAY WITH LOVE - Cerita Syamsir Alam: Sebentar Lagi Kami Pulang Ke Indonesia - Goal.com
wisnu
Bobotoh Korsel Mendukung Persib
Surat tersebut sempat memuat saya terperanjat. Pasalnya, surat tersebut langsung ditujukan kepada saya lengkap dengan kode wartawan saya. Dari mana pengirim ini tahu kode wartawan saya?
Setelah saya lihat pengirimnya, ternyata surat tersebut berasal dari Hendri Widyanto, S.Sos., Viking South Korea (VSK) dengan alamat Asialand-Kyongkiod-Danwonggu Wonggo Kidong Asansi South Korea.
Melalui surat tersebut ternyata VSK ingin memberitahukan bahwa mereka akan segera diresmikan bulan depan atau akhir musim panas (yorum). Sebenarnya VSK telah didirikan sejak 30 Desember 2006. Rencananya, peresmian akan dilaksanakan di Hard Rock Cafe Itaewon Kota Yongsan dan kemudian di Warung Indonesia Kota Ansan.
Dalam kepengurusan yang akan diresmikan, Hendri menjabat sebagai Humas/Marketing. Sedangkan Ketua dijabat oleh Agung Banjaran dan beranggotakan sekitar 1.500 orang yang tersebar di 12 kota. Sekretariat VSK berada di Kota Ansan.
Anggota VSK berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, staf kedutaan besar, tenaga kerja, serta kelompok paguyuban. Anggota mereka tidak hanya berasal dari kota-kota di Jawa Barat, tetapi juga berasal dari Tegal, Blitar, Semarang, Purwokerto, Kediri, Solo, dan Surabaya.
Meski berada jauh di perantauan, namun loyalitas dan kecintaannya terhadap Persib tidak kurang dari bobotoh yang berada di Kota Bandung.
Dalam surat tertanggal 14 September 2009 tersebut, perkumpulan bobotoh Persib berawal dari klub sepak bola Jabar atau Parahyangan Football Club ini pun siap membantu Persib. Anggota VSK siap menyumbangkan 10.000 won atau sekitar Rp 70.000. Sumbangan tersebut akan dikoordinasikan dengan Viking yang berada di Kota Bandung.
Mereka ingin Persib menjadi jawara Liga Super Indonesia seperti saat Liga Indonesia I. Untuk meraih gelar juara, VSK menyarankan agar lini belakang lebih diperkuat. Dan, mereka meminta agar Kosin Hathairattanakool kembali dikontrak. .
Para bobotoh dari Negeri Gingseng ini pun menitipkan pesan kepada Pemkot Bandung untuk segera menyelesaikan pembangunan stadion untuk Persib.
Mereka juga menginginkan agar PT Persib Bandung bermartabat (PT PB

Source : www.klik-galamedia.com
Permainan Persib Mulai Solid
Permainan yang diperagakan pasukan "Pangeran Biru" saat melawan Persebaya di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, Selasa (29/9) dinilai sudah baik. Apalagi jika dibandingkan dengan saat Persib menghadapi Deltras Sidoarjo, Minggu (27/9).
Pelatih Jaya Hartono menilai kerja sama pemain sudah terjalin baik. Walaupun terus ditekan lawan sepanjang pertandingan, pemain bisa disiplin menjaga posnya, sehingga serangan yang dilancarkan lawan selalu berhasil diredam.
Dalam pertandingan ini, Jaya tetap memasang formasi 3-4-3. Lini belakang tetap dipercayakannya kepada trio Wildansyah, Christian Rene, dan Edi Hafid. Sementara lini tengah kali ini diisi Gilang Angga (sayap kanan), Munadi, Cucu Hidayat, dan Aji Nurpijal (sayap kiri).
Ada penyesuaian terjadi di lini depan. Jaya menginstruksikan Atep menjadi pemain yang bertugas sebagai gelandang sekaligus striker ketiga selain Gonzales dan Airlangga. Hasil modifikasi ini tampaknya berhasil memberikan perubahan berarti pada pola permainan yang diperagakan kali ini.
Meskipun masih terlihat agak canggung, Atep cukup berperan dalam pengaturan permainan dan serangan kawan-kawannya. Meski demikian, Jaya menilai pemain yang biasa berperan sebagai gelandang serang ini masih kurang cepat mengambil keputusan kapan harus mengirim bola ke depan.
"Karena masih belum terbiasa, ia masih sering menggiring bola sendirian hingga ke depan. Hasilnya, pergerakannya telanjur ditutup lawan yang sudah bisa membaca. Padahal harusnya ia langsung mengirim bola ke Gonzales atau Airlangga yang bebas tak terjaga pemain belakang lawan," tutur Jaya panjang lebar.
Atep mengaku masih grogi mengisi posisi ini. Namun, kerja sama yang kompak antarpemain sanggup menutupi kekurangan pergerakan yang dibuatnya.
Sementara itu, Asisten Pelatih Yusuf Bachtiar juga menilai pemain sudah memperlihatkan banyak kemajuan. Utamanya dalam hal pergerakan dan pergeseran antarpemain. Jika pada pertandingan melawan Deltras pemain terlalu bermain terbuka, kali ini pemain sudah cukup rapat menjaga lawan.
"Mungkin karena dua kali uji coba di Bandung kita hanya menghadapi tim lemah, jadinya saat melawan Deltras pun terbawa permainan yang terlalu terbuka," kata Yusuf.
Oleh karena itu, uji coba di turnamen ini dinilainya bisa menjadi ladang pelajaran berharga yang bisa banyak dipetik. Dengan berlaga di turnamen ini, pemain jadi bisa tahu bagaimana situasi bertanding sebagai tamu yang pasti akan lebih dulu ngotot untuk menyerang. Selain itu, mental pemain pun makin diuji di tengah atmosfer pertandingan di kandang lawan, berikut tekanan yang datang dari suporter dan wasit.
Terlepas dari kemajuan yang berhasil dicapai pemain Persib, Yusuf mencatat masih ada hal yang harus diperbaiki. Di antaranya masalah transisi dari tidak memegang bola ke saat setelah menguasai bola. "Pemain masih kaget saat sudah memegang bola. Jadinya kadang terlalu cepat mengumpan sebelum rekannya siap menyambut atau justru terlalu lama memainkan bola hingga akhirnya terbaca lawan dan dengan mudah saja direbut," ucap Yusuf.
Semua kekurangan tersebut akan terus diperbaiki sehingga saat berlaga di babak "Delapan Besar", kesalahan-kesalahan demikian tidak perlu terulang lagi. Di babak "Delapan Besar" nanti, Persib akan berada satu grup dengan Persela Lamongan, PSBI Blitar, dan Persema Malang. Pertandingan rencananya digelar di Lamongan pada 1-3 Oktober mendatang.
Pelatih Jaya Hartono menilai kerja sama pemain sudah terjalin baik. Walaupun terus ditekan lawan sepanjang pertandingan, pemain bisa disiplin menjaga posnya, sehingga serangan yang dilancarkan lawan selalu berhasil diredam.
Dalam pertandingan ini, Jaya tetap memasang formasi 3-4-3. Lini belakang tetap dipercayakannya kepada trio Wildansyah, Christian Rene, dan Edi Hafid. Sementara lini tengah kali ini diisi Gilang Angga (sayap kanan), Munadi, Cucu Hidayat, dan Aji Nurpijal (sayap kiri).
Ada penyesuaian terjadi di lini depan. Jaya menginstruksikan Atep menjadi pemain yang bertugas sebagai gelandang sekaligus striker ketiga selain Gonzales dan Airlangga. Hasil modifikasi ini tampaknya berhasil memberikan perubahan berarti pada pola permainan yang diperagakan kali ini.
Meskipun masih terlihat agak canggung, Atep cukup berperan dalam pengaturan permainan dan serangan kawan-kawannya. Meski demikian, Jaya menilai pemain yang biasa berperan sebagai gelandang serang ini masih kurang cepat mengambil keputusan kapan harus mengirim bola ke depan.
"Karena masih belum terbiasa, ia masih sering menggiring bola sendirian hingga ke depan. Hasilnya, pergerakannya telanjur ditutup lawan yang sudah bisa membaca. Padahal harusnya ia langsung mengirim bola ke Gonzales atau Airlangga yang bebas tak terjaga pemain belakang lawan," tutur Jaya panjang lebar.
Atep mengaku masih grogi mengisi posisi ini. Namun, kerja sama yang kompak antarpemain sanggup menutupi kekurangan pergerakan yang dibuatnya.
Sementara itu, Asisten Pelatih Yusuf Bachtiar juga menilai pemain sudah memperlihatkan banyak kemajuan. Utamanya dalam hal pergerakan dan pergeseran antarpemain. Jika pada pertandingan melawan Deltras pemain terlalu bermain terbuka, kali ini pemain sudah cukup rapat menjaga lawan.
"Mungkin karena dua kali uji coba di Bandung kita hanya menghadapi tim lemah, jadinya saat melawan Deltras pun terbawa permainan yang terlalu terbuka," kata Yusuf.
Oleh karena itu, uji coba di turnamen ini dinilainya bisa menjadi ladang pelajaran berharga yang bisa banyak dipetik. Dengan berlaga di turnamen ini, pemain jadi bisa tahu bagaimana situasi bertanding sebagai tamu yang pasti akan lebih dulu ngotot untuk menyerang. Selain itu, mental pemain pun makin diuji di tengah atmosfer pertandingan di kandang lawan, berikut tekanan yang datang dari suporter dan wasit.
Terlepas dari kemajuan yang berhasil dicapai pemain Persib, Yusuf mencatat masih ada hal yang harus diperbaiki. Di antaranya masalah transisi dari tidak memegang bola ke saat setelah menguasai bola. "Pemain masih kaget saat sudah memegang bola. Jadinya kadang terlalu cepat mengumpan sebelum rekannya siap menyambut atau justru terlalu lama memainkan bola hingga akhirnya terbaca lawan dan dengan mudah saja direbut," ucap Yusuf.
Semua kekurangan tersebut akan terus diperbaiki sehingga saat berlaga di babak "Delapan Besar", kesalahan-kesalahan demikian tidak perlu terulang lagi. Di babak "Delapan Besar" nanti, Persib akan berada satu grup dengan Persela Lamongan, PSBI Blitar, dan Persema Malang. Pertandingan rencananya digelar di Lamongan pada 1-3 Oktober mendatang.